Bupati dan Wakil Bupati Nias Selatan Sidak Ke Dinkes, Polisi Belum Proses Kasus Hilang, Mesin Mobil Ambulance
Medianias.ID _ Mesin dan Onderdil ambulance yang hilang dari halaman Dinas Kesehatan Nias Selatan, Sumatera Utara belum ada tindakan hukum. Padahal, persoalan ini telah ramai diberitakan berbagai media. Namun hingga kini, kasus itu masih menggantung tanpa kejelasan.
Kondisi ini mendapat sorotan dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Nias Selatan. Mereka mempertanyakan alasan Polres Nias Selatan tak kunjung bergerak, meski informasi soal kerusakan dan kehilangan peralatan ambulance telah beredar luas di tengah publik.
“Dengan ramainya pemberitaan media namun belum juga diproses oleh Polres Nias Selatan, kita patut menduga ada apa di balik ini?” kata Ketua GMKI Nias Selatan, Mikhael Halawa dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa, 9 April 2025.
GMKI menilai lambannya pengusutan menjadi preseden buruk bagi pelayanan publik, khususnya di sektor kesehatan. Mereka menyebut ada pembiaran dalam tubuh Dinas Kesehatan.
“Menurut pandangan kami, ini adalah bentuk pembiaran di internal Dinas Kesehatan yang tidak mampu menindaklanjuti dan tidak peduli dengan kondisi yang ada saat ini,” ucapnya.
Desakan kepada aparat penegak hukum untuk segera menuntaskan penyelidikan pun kembali disuarakan.
“Kami berharap Polres Nias Selatan bisa mengusut tuntas persoalan ini hingga ditemukan titik terang,” tegasnya._
Di tengah tekanan dan sorotan publik, Bupati Nias Selatan Sokhiatulo Laia bersama Wakil Bupati Yusuf Nakhe melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Dinas Kesehatan pada Selasa Sore, 9 April 2025. Dalam kunjungan tersebut, keduanya meninjau langsung kondisi ambulans yang terparkir di halaman kantor. Beberapa unit tampak rusak parah, tanpa mesin dan onderdil penting seperti ban dan aki.
Langkah ini dinilai GMKI sebagai sinyal bahwa pimpinan daerah mulai menaruh perhatian terhadap persoalan yang sebelumnya terkesan diabaikan ditambah juga merupakan program prioritas 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati yang baru dilantik Februari lalu.
“Kami menilai ada kepedulian dari pimpinan daerah terhadap isu yang sedang beredar, terutama pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan di pidato mereka (Bupati dan Wabup) di Gedung DPRD Maret lalu,soal pelayanan ambulans 24 JAM salah satu program prioritas mereka dalam 100 hari” ujar Ketua GMKI Nisel.
Di sisi lain, kinerja intelijen dalam tubuh kepolisian ikut menjadi sorotan. Dalam unggahan resmi akun Instagram Divisi Humas Polri, dijelaskan bahwa institusi Polri terbagi ke dalam dua bagian besar: polisi berseragam (uniform police) dan polisi tidak berseragam. Yang terakhir ini mencakup satuan intelijen.
Intel, menurut penjelasan tersebut, adalah mata dan telinga kepolisian. Mereka berfungsi memantau dan mendengar gejala sosial, mulai dari naiknya harga minyak dan sebagainya, Seluruh informasi yang dikumpulkan intel ini disalurkan dalam bentuk laporan kepada fungsi kepolisian terkait.
Namun dalam kasus ini, berbagai informasi dan temuan yang telah dipublikasikan media, seolah tidak direspons oleh kepolisian. Tidak ada pengusutan. Tidak ada yang dipanggil. Mesin ambulance tetap hilang, dan warga masih menanggung akibat dari rusaknya pelayanan.
"Tidak ada laporan polisi" tulis Kapolres Nias Selatan, AKBP Ferry Mulyana lewat pesan WhatsAppnya (WA) kepada wartawan ketika ditanya apakah sudah ada penyelidikan".
Kasus kehilangan mesin dan onderdil ambulance pertama kali terungkap pada awal tahun ini. Dinkes berdalih telah mencari ke sejumlah bengkel, namun hasilnya tidak ada. Hingga kini, belum ada pihak yang dimintai pertanggungjawaban.