>

Selamat Hari Pendidikan Nasional, Tut Wuri Handayani


MediaNias.ID
, Nias Selatan - Hari ini, tepatnya 2 Mei kita memperingati hari pendidikan nasional yang sekaligus hari kelahiran pendiri Taman Siswa, bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara. Peringatan hari Pendidikan Nasional sendiri ditetapkan melalui Surat Keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.

Ada tiga penggalan kalimat yang terkenal dari Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Makna dari ketiga ungkapan ini ialah didepan memberi teladan, ditengah membimbing (memotivasi, memberikan semangat, menciptakan situasi kondusif) dan dibelakang mendorong (dukungan moral)

Kini, Tut Wuri Handayani sendiri merupakan lambang Pendidikan Indonesia yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0398/M/1997 tertanggal 6 September 1977.

Makna yang terkandung dalam penetapan ini, memberikan gambaran kepada setiap tenaga Pendidik harus memberikan teladan bagi yang di didik, harus mampu memberikan motovasi, semangat dan dorongan bagi yang di didik agar mereka dapat meraih cita-cita yang di inginkan.

Dikutip dari buku Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern (1986) karya Abdurrachman Surjomihardjo. Di masa mudanya, Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai aktivis sekaligus jurnalis pergerakan nasional yang pemberani. 

Ia menjadi wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Sementara itu, ia sempat bergabung dengan Boedi Oetomo (BO) di Batavia (Jakarta) pada 20 Mei 1908, kemudian keluar dan mendirikan Indische Partij (IP) bersama Cipto Mangunkusumo serta Ernest Douwes Dekker atau Tiga Serangkai pada 25 Desember 1912. 

Melalui tulisan-tulisannya lah, beliau menyampaikan kritik terkait pendidikan di Indonesia yang kala itu hanya boleh dinikmati oleh para keturunan Belanda dan orang kaya saja. Bahkan Tiga Serangkai diasingkan ke Belanda sejak 1913 karena tulisannya yang dianggap menghina pemerintah.

Setelah Indonesia merdeka, beliau diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia di kabinet pertama di bawah pemerintahan Ir. Soekarno. Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. 

Namun, dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa ini, tepatnya pada tanggal 28 April 1959, beliau wafat di Yogyakarta. Atas perjuangan Ki Hajar Dewantara ini, beliau mendapat julukan bapak pendidikan Indonesia. Selanjutnya, setiap tanggal 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.


Masukkan alamat email anda untuk menerima update berita: