Pernikahan di Masa New Normal
MediaNias.ID,
Susua – Pernikahan di masa New Normal tidak
memengaruhi jujuran yang harus diberikan kepada pihak orang tua mempelai
perempuan.
Seperti pernikahan
sepasang kekasih antara Oknomsa Hulu dengan Nudiami Laia yang dilangsungkan di
Desa Hiliorahua Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan, Rabu (8/7/2020).
Hal ini diungkapkan
oleh Beziduhu Hulu orang tua laki-laki Oknomsa kepada MediaNias.ID di sela-sela
acara adat berlangsung.
“Semuanya seratus tiga
puluh juta” ungkap Beziduhu dengan senyum.
Menurut lelaki yang
akrab disapa Ama Yefi itu, jumlah jujuran yang sebesar itu sudah lumrah dan
tidak terlalu membebani pihaknya.
Uang sebesar itu
menurut lelaki yang sudah berumur 45 tahun itu, diantaranya pembelian emas 24
karat seberat 3 pau, senilai Rp 24.900.000. Emas 16 karat 1 pau Rp 5.500.000
dan biaya pengadaan babi Rp 13.000.000. “Untuk pengadaan babi, kami telah
sepakat untuk diganti dengan uang”. Selebihnya merupakan uang tunai.
Lalu, pihak keluarga
mempelai perempuan menggunakan uang itu untuk keperluan pesta, kelengkapan
pengantian dan hal lainnya. “Banyak yang sudah disederhakan”.
Mempelai ketika melewati jembatan gantung Desa Hiliorahua Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan, Rabu (8/7/2020). Dokumen foto Onlihu Ndraha, S.E |
Pandemic corona virus
disases 19 (COVID-19) tidak menjadi penghalang bagi Beziduhu untuk mengumpulkan
uang sebanyak itu. Lelaki yang sibuk dengan bertani dan tukang itu jauh sebelum
penyakit mematikan ini sudah ada persiapan keluarga. “Sebenarnya bulan yang
lalu acara ini dilaksanakan. Akan tetapi ada larangan untuk pelaksanaan pesta
makanya ditunda dan baru hari ini”.
Selain jujuran yang
harus diberikan ke pihak Sowatö (keluarga
mempelai perempuan) belum termasuk biaya transportasi dari Desa Banua Sibohou
Silima Ewali Kecamatan Bawolato Kabupaten Nias yang berjarak 154 kilometer dan
pelaksanaan syukuran di rumah mempelai laki-laki yang rencananya Sabtu
(11/7/2020).
“Pernikahan di Nias ini
jarang adanya perceraian” ujar Bezisokhi dengan wajah tanpa beban.
Pengamatan MediaNias.Id
ketika pihak Tome (keluarga mempelai
laki-laki) sampai di kediaman Sowatö kebiasaan
bersalaman ditiadakan. Namun, tidak lagi ada yang memerhatikan jarak duduk
apalagi menggunakan masker.
“Corona tidak ada
disini” ujar salah seorang Tome dengan
tenang.
Uniknya saat pihak Sowatö dan Tome makan siang kedua mempelai dipersilahkan duduk di lantai orang
banyak dan dipersilahkan untuk saling menyuapi sebagai bukti pernikahan yang
sudah direstui.
13
Tahun Pacaran
Sebelumnya, Oknomsa
pernah mengungkapkan, kisahnya awal pertemuan dengan kekasih hatinya itu sejak
duduk dibangku SMP di Kecamatan Susua. Lalu berlanjut di SMK Susua.
Kemudian sama-sama
bertekad dan saling mendukung untuk melanjutkan studi dijenjang perguruan
tinggi swasta yang berada di Kota Medan. Oknomsa memilih jurusan Ilmu Pemerintahan
sedangkan Nudiami memilih Akademi Kebidanan.
“Kami sama-sama alumni
Dharma Agung Medan” kata Oknomsa dengan senhyum bahagia.
Setelah Oknomsa lulus 2
tahun silam. Keduanya mulai merencanakan agar hubungan mereka tidak hanya
sekedar pacaran melainkan diakhiri dipelaminan. “Kisah sedih dan bahagia telah
banyak kami lalui hingga kami menikah”.
Oknomsa berharap,
kiranya pernikahan kudus mereka ini langgeng sampai maut memisahkan. Semakin
takut akan Tuhan. Dan seluruh elemen tetap mendoakan mereka tetap bahagia dan
sehat selalu.
Segenap crouw
MediaNias.ID mengucapkan selamat atas pernikahan kedua mempelai dan tetap
andalkan Tuhan dalam segala hal. [ON]