Banjir di Hilisebua, Kades Imbau Pelaksanaan Gotong-Royong
MediaNias.ID, Gido - Kepala Desa Hilisebua Kecamatan Gido Kabupaten Nias Yaato Waruwu mengimbau warga yang bermukim di Dusun V melaksanakan Gotong-royong membersihkan drainase yang sudah ditumbuhi semak.
Hal itu disampaikannya kepada MediaNias.ID menanggapi meluapnya banjir di dusun tersebut Minggu (12/7/2020).
"Tidak ada korban jiwa maupun kerugian harta benda. Banjir itu karena saluran parit sudah ditumbuhi semak belukar. Solusinya pelaksanaan Gotong-royong" ujar Yaato melalui telephone selulernya.
Lanjut Yaato, pelaksanaan Gotong-royong ini tentu jika hanya sepihak cukup berat. Maka pihaknya akan segera mengkoordinasikan ke kemasyarakat, Camat Gido, Danramil 02 Gido dan Polsek Gido. "Warga Dusun V sangat senang bergotong royong".
Banjir yang terjadi hari ini bersumber dari drainase We'a-we'a yang bermuara di Sungai Boyo. Karena tersumbat air meluap dan menggenangi rumah warga. Hingga malam hari air telah surut dan warga sudah bisa melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Disampaikan Yaato, tahun 2019 yang lalu melalui APBDesa telah dianggarkan biaya Gotong-royong, namun, bukan untuk penanganan drainase melainkan pembersihan jalan.
"Biaya Gotong-royong tahun 2019 diperuntukkan untuk pengadaan obat semprot rumput. Sertu untuk timbunan jalan" ujar Yaato.
Menurut Yaato, tahun 2016 yang lalu pemerintahan desa telah memprogramkan sumur gali untuk penanggulangan masalah air bersih. Selain pihaknya, juga adanya Surfaid-Non Government Organisasion (NGO). Akan tetapi, air tetap keruh karena sawah.
"Setidaknya ada 4 sumur gali dari pemerintah desa selain dari NGO". Untuk mendapatkan air bersih kiranya masyarakat setempat menyaring sebagaimana telah diberi contoh sebelumnya. Kata Yaato. (ON).
Hal itu disampaikannya kepada MediaNias.ID menanggapi meluapnya banjir di dusun tersebut Minggu (12/7/2020).
"Tidak ada korban jiwa maupun kerugian harta benda. Banjir itu karena saluran parit sudah ditumbuhi semak belukar. Solusinya pelaksanaan Gotong-royong" ujar Yaato melalui telephone selulernya.
Lanjut Yaato, pelaksanaan Gotong-royong ini tentu jika hanya sepihak cukup berat. Maka pihaknya akan segera mengkoordinasikan ke kemasyarakat, Camat Gido, Danramil 02 Gido dan Polsek Gido. "Warga Dusun V sangat senang bergotong royong".
Banjir yang terjadi hari ini bersumber dari drainase We'a-we'a yang bermuara di Sungai Boyo. Karena tersumbat air meluap dan menggenangi rumah warga. Hingga malam hari air telah surut dan warga sudah bisa melaksanakan aktifitas sehari-hari.
Disampaikan Yaato, tahun 2019 yang lalu melalui APBDesa telah dianggarkan biaya Gotong-royong, namun, bukan untuk penanganan drainase melainkan pembersihan jalan.
"Biaya Gotong-royong tahun 2019 diperuntukkan untuk pengadaan obat semprot rumput. Sertu untuk timbunan jalan" ujar Yaato.
Menurut Yaato, tahun 2016 yang lalu pemerintahan desa telah memprogramkan sumur gali untuk penanggulangan masalah air bersih. Selain pihaknya, juga adanya Surfaid-Non Government Organisasion (NGO). Akan tetapi, air tetap keruh karena sawah.
"Setidaknya ada 4 sumur gali dari pemerintah desa selain dari NGO". Untuk mendapatkan air bersih kiranya masyarakat setempat menyaring sebagaimana telah diberi contoh sebelumnya. Kata Yaato. (ON).